Pedagogi adalah ilmu atau seni dalam menjadi seorang guru. Istilah ini merujuk
pada strategi pembelajaran atau gaya pembelajaran. Guru menjadi
penanggung jawab penuh atas pengajaran murid.
Pedagogi
juga kadang-kadang merujuk pada penggunaan yang tepat dari strategi mengajar.
Sehubungan dengan strategi mengajar itu, filosofi mengajar diterapkan dan
dipengaruhi oleh latar belakang pengetahuan dan pengalamannya, situasi pribadi,
lingkungan, serta tujuan pembelajaran yang dirumuskan oleh perserta didik dan
guru. (http://id.wikipedia.org/wiki/Pedagogi)
Pada
pengajaran ini, setiap murid SD yang ada di Indonesia pernah mendapatkan
pembelajaran ini. Guru menjadi penanggung jawab atas kelas, menjadi pengatur utama
di kelas, dan kelas tidak aktif. Saat saya SD, pembelajaran paedagogi sangat
kental diajarkan.
Guru
masuk ke dalam kelas, memberikan catatan apa yang ada di buku. Guru merangkum
buku dan langsung diberikan kepada murid. Murid hanya menerima bersih rangkuman
tersebut. Disaat ulangan harian, murid hanya membaca rangkuman yang diberikan
oleh guru dan tidak membaca buku lagi. Kompetensi yang terdapat pada kelas
tersebut hanya diukur oleh catatan yang diberikan oleh guru. Pembelajaran kurang
efektif karena murid tidak bisa merangkum sendiri buku yang ada.
Pekerjaan
murid hanyalah mengapal. Ketika pertanyaan tersebut diberikan sedikit perbedaan
kosa kata, murid tidak bisa lagi menjawab. Kognitif murid hanya berpatok pada
kalimat-kalimat yang sudah ada, sehingga apabila diberikan perbedaan kosa kata,
murid tidak bisa menjawabnya.
Ini
saya alami pada saat ujian nasional pada waktu SD. Ketika latihan menjawab
ujian nasional, ibu saya ingin melihat kemampuan saya dalam menjawab pertanyaan
tersebut. Saya kesulitan menjawab karena selama SD, saya hanya diberikan
catatan yang diberikan oleh guru. Ibu saya sedikit bingung dan akhirnya, ia
yang mengajari saya untuk menjawab pertanyaan tersebut. Yang diajarkan oleh ibu
saya lebih kompleks walaupun masih menggunakan pembelajaran paedagogi.
Bukan
hanya SD, ketika melanjut ke sekolah tingkat tengah, pembelajaran paedagogi
juga masih dipakai walaupun sudah sedikit luas pembahasannya. Guru menjelaskan
penuh apa yang ada di buku, tidak peduli apakah murid sudah paham atau tidak. Disini
murid belum diajarkan untuk aktif didalam kelas. Guru masih mempunyai pengaruh
besar didalam pengajaran.
Pengalaman
di SMP ini saya alami dengan kesempurnaan paedagogi. Guru mengajar dengan
serius, metode ceramah adalah favorit guru. Guru masuk ke dalam kelas untuk
menjelaskan apa yang ada didalam buku. Paham atau tidak paham, urusan belakangan,
yang penting guru sudah menyelesaikan tugasnya. Sesi tanya jawab dilakukan
ketika guru sudah selesai ceramah. Murid tidak akan menanya sebelum guru
membuka sesi pertanyaan tersebut. Walaupun sudah dibuka sesi pertanyaan, murid
akan enggan menanya karena muridpun terkadang tidak mengerti apa yang sudah
dijelaskan oleh guru.
Pembelajaran
paedagogi di Indonesia masih sangat monoton, padahal seyogyanya, pembelajaran
paedagogi adalah strategi pembelajaran yang baik. Guru bukan hanya harus
memiliki kompetensi yang besar, akan tetapi guru harus dapat mengembangkan
pribadi murid didalam pembelajaran tersebut. Bagaimana murid dapat antusias
didalam pembelajan ini, guru harus mempunyai kinerja dan ide yang lebih luas
sehingga tidak ada kebosanan didalam belajar.
Di
Indonesia pembelajaran ini dilema oleh ceramah, pemberian latihan, dan sangat
pasif. Apabila guru dapat memberikan pembelajaran paedagogi ini secara maksimal,
pembelajaran ini dapat dijadikan pembelajaran yang baik. Pengembangan moral
juga dapat diajarkan pada pembelajaran ini, yaitu sabar dan bertanggung jawab. Murid
diajarkan untuk sabar mendengarkan guru dan bertanggung jawab dengan apa yang
dikerjakannya selama guru mengajar.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar