TES BINOMIAL
Tes
ini digunakan untuk menguji populasi yang terdiri dari dua kelas atau dikotomi.
Contohnya seperti pria dan wanita, sekolah formal dan non-formal, bekerja dan
pengangguran, dan lain sebagainya. Jika kita mengetahui proporsi satu kelas
diantara dua kelas tersebut adalah P, maka proporsi kelas yang satunya lagi
adalah 1-P. Dan biasanya 1-P itu dilambangkan dengan Q.
Uji
Binomial menguji hipotesis tentang suatu proporsi populasi. Ciri dari binomial
adalah data berupa dua macam pengkodean, yaitu ‘gagal’ atau ‘sukses’ yang
diulang sebanyak n kali. Peneliti bebas untuk mendefinisikan apa yang dimaksud
‘sukses’ dan apa yang dikategorikan ‘kegagalan’.
Uji
Binomial juga membandingkan antara frekuensi harapan dan juga frekuensi
observasi. Tesnya bersifat goodness of
fit.
Metode
:
Bila
terdapat n subyek, terdiri dari 2
kelas. Bila kelas I = x dan kelas II = N – x, maka :
Ket
:
P
= probabilitas untuk memperoleh x objek pada satu kategori dan N - x objek pada kategori lain
p = proporsi yang
diharapkan dalam satu kategori.
q = proporsi yang diharapkan dalam kategori lain
(1-p).
Contoh
Sebuah
dadu yang seimbang dilemparkan lima kali. Bagaimana kemungkinan secara pasti
bahwa akan ada dua kali angka enam yang akan keluar dalam lima kali lemparan
tersebut?
Maka
dalam kasus ini dapat kita lihat bahwa N = 5, x = 2, P = 1/6, dan Q = 5/6
Pada
kasus tersebut menunjukkan kepada kita bahwa kemungkinan mendapatkan dua kali
angka enam ketika pelemparan dadu sebanyak lima kali adalah p = 0,16
Sampel - Sampel Kecil
Jika
suatu kelas terdiri dari dua kategori yang digunakan, situasi umum adalah P = ½
. Pada tabel D menyajikan kemungkinan satu sisi yang berkaitan dengan
terjadinya nilai seekstrem x dibawah Ho
bahwa P = Q = ½ . dalam tabel ini berguna jika N jika kita menggunakan tabel ini, kita tidak
perlu menggunakan rumus untuk nilai ekstrem. Jika P Q maka rumus tersebut harus digunakan
Ringkasan
Prosedur :
1. Tetapkan N = banyak keseluruhan kasus yang diobservasi.
2. Tetapkan jumlah frekuensi dalam masing-masing kategori.
3. Metode menemukan kemungkinan terjadinya suatu harga, atau harga
yang lebih ekstrem dibawah H0 bervariasi :
a.
Jika N 25, dan jika P =Q = ½ maka gunakan tabel D.
b.
Jika P Q, substitusikan harga-harga observasi dan
gunakan tabel T.
c.
Jika N 25 dan P mendekati ½ , ujilah H0 dengan rumus
:
dan gunakan tabel A.
Jika
P yang diasosiasikan dengan harga x yang terobservasi atau harga yang lebih
ekstrem ternyata , maka tolaklah Ho.
CONTOH 1
Pada
sebuah penelitian untuk melihat efek stres, peneliti mengajarkan 18 orang
pelajar yang terbagi 2 metode membuat simpul tali.
I
= A
II = B
Setelah
ujian subjek diminta membuat simpul
Rumusan
Masalah :
Apakah cenderung
menggunakan metode pertama yang diajarkan dalam kondisi stres?
Ho
: Tidak ada perbedaan probabilitas menggunakan metode pertama dengan probabilitas
menggunakan metode kedua
Ha
: Probabilitas menggunakan metode yang pertama lebih besar dibandingkan kedua
Taraf
kepercayaan 99% (P > 0.01 maka Ho
diterima).
Statistik
|
Metode
yang dipilih
|
Total
|
|
I
|
II
|
||
F
|
16
|
2
|
18
|
Dalam
kasus ini, dapat dilihat bahwa N = 18, dan x = 2. Pada tabel D ditunjukkan
bahwa untuk =18 kemungkinan yang berkaitan dengan x 2 adalah p = 0,001. Karena p lebih kecil dari = 0,01 maka H0 ditolak.
Kesimpulannya bahwa P1 P2, maka
orang-orang yang ada dibawah stress kembali ke metode pertama yang dipelajari
diantara dua metode yang ada.
Contoh 2
Dilakukan
penelitian untuk mengetahui kesenangan masyarakat dalam memilih jenis
smartphone. Terpilihlah 20 sampel acak dan 8 orang memilih iOS dan 12 lain
memilih Android. Ujilah bahwa peluang masyarakat dalam memilih jenis smartphone
adalah sama. Signifikansi 1%.
Pilihan
|
Frekuensi
|
iOS
|
8
|
Android
|
12
|
Penyelesaian
Ho:
P1=P2
Ha
: P1≠P2
Lihat
tabel D untuk N = 20 dan x = 8 (frekuensi terkecil), di peroleh 0,252 untuk
pengujian satu sisi. Karena ini menggunakan dua sisi maka di kalikan 2 sehingga
hasilnya 0,504. Maka P = 0,504 > α = 0,05 maka Ho di terima.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar