Essay beasiswa yang diapply pada tahun 2014, akan tetapi tidak masuk penyeleksian. :')
Namanya juga usaha, dapat ataupun tidak, Tuhan pasti mempunyai kehendak lain dalam rencanaNya
Begitu membuka snmptn.ac.id, mengetikkan nomor
pendaftaran dan tanggal lahir, “Dedy Qalbu Hadi, selamat anda lulus di
Psikologi Universitas Sumatera Utara!” Sontak tangis gembira dan haru oleh saya
dan ibu saya pecah didepan teras rumah sambil terus memerhatikan laptop. Perasaan
campur aduk dimana impian saya sejak SMA terkabul, bisa belajar sebuah ilmu sains
yang mempelajari tingkah laku manusia. Psikologi, yang kata orang terdekat
saya, semua orang bisa mempelajarinya tanpa harus mendalaminya di perguruan
tinggi, toh banyak motivator bisnis bisa memotivasi orang tanpa basic psikologi? Saya tak menghiraukan
tiap kritikan tersebut, mengapa saya harus masuk ke jurusan psikologi. Saya
begitu yakin, saya pasti bisa menjadi psikolog hebat yang dapat membantu
pekerjaan tiap orang suatu saat.
Saya
melihat prospek yang besar dalam jurusan psikologi. Selain masih sedikit orang
yang bergelut di bidang ini, psikologi juga menawarkan untuk mempelajari “diri
sendiri”. Saya tidak melihat berbagai persepsi orang-orang awam terhadap
psikologi disini. Semua ilmu yang diajarkan, berdasarkan ilmiah dan dapat
diterima. Disini, saya tertarik pada sebuah ilmu yang menyangkut hubungan
manusia dengan dunia kerja. Dalam psikologi, ilmu ini disebut dengan Psikologi
Industri dan Organisasi (PIO)
Melihat perkembangan
Indonesia yang semakin lama semakin menurun dalam praktek dunia kerja, membuat
saya begitu tertarik untuk menggali tiap ilmu psikologi industri dan organisasi.
Bagaimana seorang pemimpin sebuah perusahaan memperlakukan bawahannya sesuai prosedur,
apakah karyawan mengenal jelas kepribadiannya dalam bekerja, bagaimana
kesehatan dan keselamatan kerja yang harus menjadi acuan sebuah perusahaan, merupakan
tanggung jawab dari seorang psikolog yang menggeluti psikologi industri dan
organisasi untuk meningkatkan kualitas sebuah perusahaan.
Seorang
sarjana psikologi tidak bisa melakukan semua itu tanpa ada pendidikan yang
lebih tinggi. Gelar master haruslah
ditangan untuk menjadi psikolog. Dalam lima tahun setelah menjadi sarjana, saya
akan langsung melanjutkan pendidikan lanjut ini dalam waktu
sesingkat-singkatnya, dua hingga tiga tahun. Begitu pendidikan sudah selesai,
patutlah saya mengabdi pada negara ini untuk meningkatkan kualitas kehidupan
manusia dengan pelajaran yang sudah saya dapatkan selama ini.
Bukan
hanya angan-angan, bagaimana caranya saya bisa mendapatkan semua mimpi itu?
Dimulai dari sekarang, saya sudah meningkatkan softskill dengan mengikuti banyak kompetisi dimulai dari tingkat
daerah hingga nasional. Bukan hanya softskill
diluar kampus, tentunya prestasi akademik harus saya raih dengan sempurna.
Semua saya lalui dari semester satu ini dan Alhamdulillah
saya berhasil berkat doa dan kerja keras yang selama ini saya lakukan.
Organisasi juga mempunyai peranan penting dalam perjalanan saya. Manis pahitnya
organisasi sudah saya alami dan “begitulah gambaran dunia kerja nanti” kata
senior saya. Saya sudah menaiki anak tangga perlahan dan suatu saat akan
mencapai puncak walaupun banyak rintangan yang menghalangi tiap perjalanan ini.
Merupakan
sebuah kebanggaan mendapatkan beasiswa Tanoto Foundation, selain dapat
meringankan orang tua saya dalam akomodasi perkuliahan, saya akan mendapatkan
pengalaman yang melatih kepemimpinan saya, begitulah senior saya bercerita. Bagaimana
saya bisa melihat langit diatas awan sedangkan saya tak mempunyai sayap? Tetapi
saya punya tangan yang bekerja untuk menggapai langit tanpa sayap. Sebagai visi
Tanoto Foundation untuk menanggulangi kemiskinan, saya berharap saya dapat
bekerja sama dengan Tanoto Foundation menanggulangi kemiskinan dengan peranan
saya sebagai psikolog dalam lima tahun ke depan setelah mendapatkan gelar
sarjana.
Ya walaupun tidak sempurna, inilah usaha ku. Salam Qalbu!
Tidak ada komentar :
Posting Komentar