Minggu, 01 Juni 2014

Essay Beasiswa

Essay beasiswa yang diapply pada tahun 2014, akan tetapi tidak masuk penyeleksian. :')
Namanya juga usaha, dapat ataupun tidak, Tuhan pasti mempunyai kehendak lain dalam rencanaNya

Begitu membuka snmptn.ac.id, mengetikkan nomor pendaftaran dan tanggal lahir, “Dedy Qalbu Hadi, selamat anda lulus di Psikologi Universitas Sumatera Utara!” Sontak tangis gembira dan haru oleh saya dan ibu saya pecah didepan teras rumah sambil terus memerhatikan laptop. Perasaan campur aduk dimana impian saya sejak SMA terkabul, bisa belajar sebuah ilmu sains yang mempelajari tingkah laku manusia. Psikologi, yang kata orang terdekat saya, semua orang bisa mempelajarinya tanpa harus mendalaminya di perguruan tinggi, toh banyak motivator bisnis bisa memotivasi orang tanpa basic psikologi? Saya tak menghiraukan tiap kritikan tersebut, mengapa saya harus masuk ke jurusan psikologi. Saya begitu yakin, saya pasti bisa menjadi psikolog hebat yang dapat membantu pekerjaan tiap orang suatu saat.
            Saya melihat prospek yang besar dalam jurusan psikologi. Selain masih sedikit orang yang bergelut di bidang ini, psikologi juga menawarkan untuk mempelajari “diri sendiri”. Saya tidak melihat berbagai persepsi orang-orang awam terhadap psikologi disini. Semua ilmu yang diajarkan, berdasarkan ilmiah dan dapat diterima. Disini, saya tertarik pada sebuah ilmu yang menyangkut hubungan manusia dengan dunia kerja. Dalam psikologi, ilmu ini disebut dengan Psikologi Industri dan Organisasi (PIO)
Melihat perkembangan Indonesia yang semakin lama semakin menurun dalam praktek dunia kerja, membuat saya begitu tertarik untuk menggali tiap ilmu psikologi industri dan organisasi. Bagaimana seorang pemimpin sebuah perusahaan memperlakukan bawahannya sesuai prosedur, apakah karyawan mengenal jelas kepribadiannya dalam bekerja, bagaimana kesehatan dan keselamatan kerja yang harus menjadi acuan sebuah perusahaan, merupakan tanggung jawab dari seorang psikolog yang menggeluti psikologi industri dan organisasi untuk meningkatkan kualitas sebuah perusahaan.
            Seorang sarjana psikologi tidak bisa melakukan semua itu tanpa ada pendidikan yang lebih tinggi. Gelar master haruslah ditangan untuk menjadi psikolog. Dalam lima tahun setelah menjadi sarjana, saya akan langsung melanjutkan pendidikan lanjut ini dalam waktu sesingkat-singkatnya, dua hingga tiga tahun. Begitu pendidikan sudah selesai, patutlah saya mengabdi pada negara ini untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia dengan pelajaran yang sudah saya dapatkan selama ini.
            Bukan hanya angan-angan, bagaimana caranya saya bisa mendapatkan semua mimpi itu? Dimulai dari sekarang, saya sudah meningkatkan softskill dengan mengikuti banyak kompetisi dimulai dari tingkat daerah hingga nasional. Bukan hanya softskill diluar kampus, tentunya prestasi akademik harus saya raih dengan sempurna. Semua saya lalui dari semester satu ini dan Alhamdulillah saya berhasil berkat doa dan kerja keras yang selama ini saya lakukan. Organisasi juga mempunyai peranan penting dalam perjalanan saya. Manis pahitnya organisasi sudah saya alami dan “begitulah gambaran dunia kerja nanti” kata senior saya. Saya sudah menaiki anak tangga perlahan dan suatu saat akan mencapai puncak walaupun banyak rintangan yang menghalangi tiap perjalanan ini.

            Merupakan sebuah kebanggaan mendapatkan beasiswa Tanoto Foundation, selain dapat meringankan orang tua saya dalam akomodasi perkuliahan, saya akan mendapatkan pengalaman yang melatih kepemimpinan saya, begitulah senior saya bercerita. Bagaimana saya bisa melihat langit diatas awan sedangkan saya tak mempunyai sayap? Tetapi saya punya tangan yang bekerja untuk menggapai langit tanpa sayap. Sebagai visi Tanoto Foundation untuk menanggulangi kemiskinan, saya berharap saya dapat bekerja sama dengan Tanoto Foundation menanggulangi kemiskinan dengan peranan saya sebagai psikolog dalam lima tahun ke depan setelah mendapatkan gelar sarjana.

Ya walaupun tidak sempurna, inilah usaha ku. Salam Qalbu!

Tidak ada komentar :